(Liputan6.com/ M Syukur) Liputan6.com, Pekanbaru - Lancang Kuning berlayar malam. Haluan menuju ke lautan dalam. Kalau nahkoda kuranglah paham. Alamat kapal akan tenggelam. Lancang kuning menentang badai. Tali kemudi berpilit tiga. Pantun tersebut sangat populer di Riau, khususnya masyarakat Melayu.
Konon cerita Lancang Kuning berasal dari sebuah kerajaan yang terdapat di Bukit Batu. Wilayah Kabupaten Bengkalis. Kerajaan ini di perintah oleh raja yang bernama Datuk Laksmana. Perkasa Alim dan dibantu dua orang panglima, Panglima Umar dan Panglima Hasan. Panglima Umar merupakan seseorang yang dipercayai oleh Datuk Laksamana.
Analisis Naskah Melayu "Lancang Kuning" berdasarkan Teori Strukturalisme 1. Analisis Plot pada Teks Melayu "Lancang Kuning" Plot atau alur cerita merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam sebuah karya sastra fiksi, bahkan tak sedikit orang menganggap plot unsur terpenting sebagai pembangun karya fiksi.
Cerita Rakyat Melayu Riau: Si Lancang. Cerita rakyat Melayu Riau si Lancang berasal dari daerah Kampar di Propinsi Riau. Berikut ini ringkasan cerita rakyat tersebut: Pada masa dulu di daerah Kampar, tinggal lah seorang pemuda bernama si Lancang. Ia tinggal bersama ibunya yang sudah tua, menempati sebuah gubuk reot.
Ia menjadi cerita rakyat Riau secara turun-temurun di daerah Pekan Baru Riau. Lancang Kuning adalah sebuah kapal, kununnya berwarna kuning dimana ia digunakan oleh Raja, pembesar-pembesar dan lain-lain. Lancang Kuning terdiri daripada kata (perkataan) Lancang yang mempunyai erti bahasa Melayu Dan Kuning sebagai lambang kedaulatan Raja.
Sebutan Lancang adalah sebuah perahu dengan ukuran yang berbeda-beda, karena ada yang kecil dan ada pula yang besar, yang jelas lancang
zuxp.
cerita rakyat melayu riau lancang kuning